MATERI VIRTUAL KE-12
Nama : Lailatul Rohmah
NIM : 20060484059
Kelas : 2020B
Materi Virtual Ke-12
1. Pendahuluan
Hakikat olahraga adalah setiap kegiatan jasmani yang dilandasi perjuangan menguasai diri sendiri, mengatasi orang lain atau unsur-unsur alam, yang jika dipertandingkan harus dilaksanakan secara kesatria, sehingga merupakan sarana pendidikan pribadi yang tangguh. Untuk itu pencak silat telah memenuhi persyaratan tersebut, karena pencak silat merupakan kegiatan yang mendorong, membangkitkan, mengembangkan kesegaran jasmani dan membina kejujuran dan kekuatan rohani, terutama ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa bagi setiap insan Indonesia.
Sejak kongres IPSI ke III tahun 1973, presiden Suharto dalam amanatnya menginstruksikan agar olahraga pencak silat diajarkan di sekolah-sekolah, mulai dari sekolah dasar (SD) sampai perguruan tinggi.
2. Organisasi Dan Sistem Pertandingan
1) Organisasi
Dalam setiap tugas yang dibebankan kepada kita sebelum melaksanakan haruslah diatur terlebih dahulu, dengan kebijaksanaan umum berdasarkan suatu perencanaan. Setelah itu barulah dapat disusun keanggotaan dan tata laksana untuk menuju tujuan yang tercantum dalam tiap-tiap penyelesaian tugas. Sering kali dalam suatu pelaksanaan tugas, seseorang tidak bekerja berdasarkan pada suatu perencanaan. Sudah tentu orang tersebut cendetung untuk bekerja tanpa berlandaskan cita-cita, malahan sering kali hanya semata-mata karena melihat keuntungankeuntungan tertentu.
Dalam penyelenggaraan tugas yang kecilpun, kita harus mempunyai landasan ideal, untuk kemudian merumuskan kebijaksanaan umum, baru bekerja organisatoris. Setelah dirumuskan beberapa pokok dalam kebijaksanaan umum barulah pimpinan merumuskan langkah-langkah dan tata laksanannya :
a. Perencanaan (Planning)
b. Organisasi (Organizing)
c. Bimbingan (Directing)
d. Koordinasi (Coordinating)
e. Pengawasan (Controling)
2) Sistem Pertandingan
Untuk mencapai tujuan dan memuaskan semuq peserta diperlukan sistwm pertandingan tertentu. Kita mengenal dua bentuk pokok dati pada sistem pertandingan, yang keduanya sangat tergantung akan faktor-faktor,waktu yang diperlukan, fasilitas lapangan dan alat-alat yang tersedia, petugas-petugas yang diperlukan, anggaran yang tetsedia, jumlah peserta dan lain-lain. Dua bentuk pokok sistem tetsebut adalah :
a. Sistem Gugur
Sistem gugur pokok, dikenal dua cara pelaksana, masing-masing adalah sistem gugur satu kali dan sistem gugur dua kali.
Sistem gugur satu kali, setiap peserta yang kalah satu kali tidak lagi mempunyai hak untuk mengikuti pertandingan babak berikutnya. Sehingga dalam pertandingan tidak hanya ada dua peserta yang bertanding. Untuk menyusun bagan kita harus mengikuti ketentuan, angka-angka pasti kelipatan dua sehinnga angka itu akan terdiri dari : 2 ; 4 ; 8 ; 16 ; 32 dan seterusnya. Bila secara kebetulan jumlah peserta menyimpang dri ketentuan angka-angka tersebut, untuk memenuhi angka-angka tersebut dapat dilaksanakan dengan dua cara dengan Bye atau babak pendahuluan.
Sistem gugus dua kali, pemain yang baru kalah satu kali msih berhak mengikuti pertandingan dengan pemain-pemain lain yang kalah pada babak pertama. Untuk penyelenggaraan pertandingan pencak silat olahraga sistem ini tidak dipergunakan atau jarang sekali digunakan.
b. Sistem Kompetisi
Sistem kompetisi adalah sistem yang dipandang lebih adil dan hasil pertandingan dapat menggambarkancurutan-urutan juara secara mendekati kenyataan. Karena setiap peserta telah bertanding satu dengan yang lainnya. Baik sekali maupun dua kali. Sistem kompetisi dikenal dua macam :
I. Sistem setengah kompetisi (single round robin)
Sistem setengah kompetisi pada prinsipnya dalam pertandingan ini setiap peserta akan bertanding satu kali dengan seluruh lawan-lawannya.
II. Sistem kompetisi penuh (double round robin)
Dalam kompetisi penuh, setiap peserta akan bertemu dengan peserta lainnya dua kali, biasanya satu pertemuan sebagai tuan rumah ("pertandingan kandang") dan satu pertemuan sebagai tamu ("pertandingan tandang").
3. Alat-Alat Perlengkapan Pencak Silat
Pelaksanaan pendidikan olahraga, beladiri dan seni, memerlukan sarana dan prasarana. Tanpa sarana dan prasarana tersebut pendidikan olahraga, bela diri dan seni, tidak dapatdilaksanakan sebagaimana mestinya. Demikian pula diperlukan perlengkapan-perlengkapan guna mendukung lancamya pendidikan di sekolah-sekolah dalam membina dan mengembangkan pencak silat sebagai bela din, seni dan olahraga.
Pengembangan pencak silat dalam segala aspek, selalu kita ketahui bahwa pencak silat mengandung empat unsur atau empat aspek, yaitu unsur olahraga, unsur kesenian, unsur Bela diri dan unsur kerohanian Untuk kegiatan peningkatan dan pengembangan pencak silat diperlukan sarana dan prasarana (alat-alat).
Mengenai jenis dan aliran pencak silat di Indonesia secara resmi sudah lebih dari 800 aliran atau perguruan yang terbesar di seluruh wilayah Indonesia. Tentang senjata yang umumnya digunakan adalah sebagai berikut: pedang, parang, cabang trisula, pisau/belati, golok, tombak terdari al hampir di seluruh daerah Indonesia. Berikut jenis-jenis alat yangdigunakan dalam pencak silat yangberasal dari berbagai daerah di Indonesia :
1) Senjata yang digunakan Daerah Sumatera
Aceh yang terkenal Rencong, Sumatera Utara Piso Surit, Riau Pedang Jinawi, sedangkan untuk Sumatra Barat, Sumatera Selatan, Bengkulu, Jambi dan Lampung senjata berupa Keris.
2) Senjata yang digunakan Daerah Kalimantan
Pada umumnya senjata yang digunakan adalah: Mandau, Sumpitan, Tombak dan Sabit Untuk Kalimantan Tengah, Timur dan Barat, adalah Mandau. Kalimantan Selatan Dengan kcrisnya.
3) Senjata yang digunakan Daerah jawa
Yogyakarta dengan senjata keris, pedang, panah dan perisai. Jawa Timur senjata celurit, Jawa Barat Kujang, Jakarta dengan Badiknya.
4) Senjata yang digunakan di Daerah Sulawesi
Sulawesi Utara, se njata Badik, Sulawesi Tengah Pasatimpo, Sulawesi Utara dan Tenggara senjata Keris, Maluku dengan Parang Salawaku.
5) Senjata yang digunakan di Daerah-daerah lain
Balidan Nusa Tenggara Barat, senjata Keris, Nusa Tenggara Timur Sandu, Timor Timur, se njata Parang dan Irian Jaya dengan se njata Pisau Belat.
4. Metode Dan Penilaian Pencak Silat
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pencak silat diperlukan beberapa metode pengajaran, sedang untuk mengetahui hasil belajar diperlukan teknik penilaian tertentu.
1. Metode pengajaran pencak silat
a.) Metode demonstrasi
Secara umum pengertian metode adalah cara tertentu yang digunakan oleh dosen/guru untuk menyampaikan bahan ajarannya kepada mahasiswa/siswa. Tujuannya adalah untuk memudahkan dosen/guru mengajar dan memudahkan mahasiswa/siswa memahami bahan pengajaran.
b.) Metode simulasi
Dalam metode simulasi terdapat 3 macam teknik yang lazim dipunyai yaitu: permainan, simulasi dan bermain peran. Disini siswa/mahasiswa diajarkan untuk bisa mengikuti semua hal peran dalam pertandinga pencak silat contoh halnya seperti wasit, pemain, panitia penyelenggara, dll.
2. Penilaian Pencak Silat
a. Teknik penilaian
Teknik penilaian yang dapat digunakan dalam mata kuliah pencak silat meliputi dua golongn pokok:
1) Teknik tes
Teknik tes digunakan untuk menilai kemampuan mahasiswa/siswa yang mencakup keterampilan dan pengetahuan sebagai hasil belajar pencak silat. Teknik tes ini terdiri dari:
a) Tes keterampilan
b) Tes tertulis
c) Tes lisan
2) Teknik Non Tes
Teknik non tes digunakan untuk menilai segi efektif siswa, yaitu sikap dan minat dalam pelaksanaannya teknik non tes ini dapat berupa:
(a) Pengamatan (observasi)
(b) Skala penilaian (rating skala)
b. Bentuk Alat Penilaian
1) Teknik Tes
(a) Tes keterampilan
Tes keterampilan adalah tes yang pelaksanaannya disampaikan dalam bentuk tugas-tugas.
(b) Tes tertulis
Teori pencak silat menggunakan tes bentuk uraian dan pilihan ganda.
(c) Tes lisan
Tes lisan merupakan alat penilaian yang pelaksanaannya dilakuakan dengan cara tanya jawab, secara langsung.
2) Teknik Non Tes
(a) Pengamatan (observasi)
Pengamatan merupakan suatu cara yang tepat untuk kuliah pencak silat.
(b) Tugas
Tugas terdiri dari 2 jenis yaitu tugas mandiri dan tugas terstruktur. Unsur yang dinilai adalah:
(1) Ketepatan penyelesaian tugas
(2) Kebenaran dan kedalaman isi
(3) Bahasa dan tata tulis
(c) Skala penilaian
Peningkatan (rangking) dalam skala penilaian dapat berupa:
a.) Sangat baik 5 skor
b.) Baik 4 skor
c.) Kurang 2 skor
d.) Kurang sekali 1 skor
Komentar
Posting Komentar